Image

Oleh: Rany Syafrina

Pada abad ke 19 beberapa penulis wantia mengangkat tema-tema tertentu dalam tulisan yang mereka ciptakan. Salah satu tema yang umum digunakan beberapa penulis wanita pada masa itu adalah tema-tema “plot pernikahan”, menceritakan bagaimana seorang wanita mendapatkan pernikahan ideal dan financial security. Pada abad ke 19 ketidak pastian pendapatan dan keadaan financial seorang perempuan membuat mereka menjadi beban bagi keluarga mereka, karna mereka harus bergantung kepada penghasilan dari ayah mereka. Mendapatkan pernikahan ideal adalah salah satu cara untuk mendapatkan financial security.

Selain menceritakan plot-plot pernikahan, beberapa penulis wanita pada abad ke 19 juga menggunakan nama pena atau pseudonim, seperti yang dilakukan oleh Bronte bersaudara. Pada abad ke 19, penulis wanita lazim menggunakan nama pena yang ditujan untuk menyembunyikan gender mereka sebagai wanita. Bronte bersaudara menggunakan nama panggilan seperti Currer, Ellis dan Acton sebagai nama pena mereka, sedangkan nama-nama tersebut tidak secara lansung mengidentifikasi gender mereka. Karna mana-nama tersebut tidak lansung mengidentifikasikan gender mereka, maka mereka tidak harus berpura-pura sebagai penulis laki-laki dan menyerahkan gender dari si “Author” kepada penulis. Selain untuk menyembukinya gender mereka, penggunaan nama pena juga bertujuan untuk menyembunyikan informasi detail lainnya yang berkaitan dengan keluarga mereka.

Jane Austen (1775-1817)
Jane Austen adalah salah satu penulis wanita abad ke 19 yang mengangkat plot-plot pernikahan sebagai dasar tulisannya, beberapa karya nya seperti Pride and Prejudice, Sense and Sensibility, Mansfield Park, dan Emma menceritakan tentang kemungkinan-kemungkinan pernikahan ideal yang terjadi di masyarakat Ingris pada masa itu. Pada karya-karyanya tersebut Jane Austen menceritakan bagaimana karakter utama wanita mendapatkan pernikahan ideal mereka, dengan karakter utama pria yang mempunyai kemapanan ekonomi. Karya-karya dari Jane Austen juga menggambarkan sindiran-sindiran terhadap masyarakat Inggris pada masa itu, yang mengatur pernikahan mereka berdasarkan “financial need” dan bukanlah cinta. Selain itu Jane Austen juga suka memberikan sindiran-sindiran kepada kaum adam lewat karya sastranya. Selain itu Tamsil Spargo dalam bukunya PostModern Encounter, Foucault and Queer Theory mengkutip “There’s been a lot of queer stuff going on in universities recently.Barbie, Shakespeare, even Jane Austen have been given a queer makeover”(3). Dari kutipan tersebut dapat dilihat bahwa ada kemungkinan Jane Austen juga memasukkan nilai-nilai queer didalam karya-karyanya. Jane Austen dikenal sebagai penulis wanita terkemuka pertama, buku pertamanya Love and Frienship ditulis pada saat dia berusia 14 tahun meskipun pada akhirnya buku tersebut di publikasikan setelah dia wafat. Beberapa buku lainnya yang juga di publikasikan setelah kematiannya adalah Northanger Abbey, dan Persuation.

Dorothy Wordswort (1771-1815)
Dorothy Wordswort adalah saudara perempuan dari William Wordswort, selain itu Dorothy Wordswort juga dikenal sebagai seorang penyair puisi romantis. Beberapa karya William Wordswort diinspirasi dari puisi-puisi yang diciptakan oleh Dorothy Wordswort. Meskipun demikian, pada awalnya kayra dari Dorothy Wordswort tidak ditujukan untuk dipublikasi, karya-karya tersebut ditujukan sebagai koleksi pribadi yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu saja seperti keluaraga dan teman dekatnya. Namun setelah kematiannya William Wordswort memutuskan untuk mempublikasikan kumpulan tulisan dari Dorothy Wordswort yang berbentuk diari.

Bronte bersaudara
Charlotte, Emily dan Anne Bronte menggunakan nama pena Currer, Ellis san Acton Bell dalam mempublikasikan hasil karya mereka. Ketiganya menghasilkan beberapa karya sastra terkenal, Charlote Bronte mempublikasikan Jane Eyre pada tahun 1847 ketika dia berusia 31 tahun, dua tahun berikutnya Charlote Bronte mempublikasikan Shirley dan tahun 1853 dia kembali mempublikasikan Viellette sebelum akhirnya meninggal di tahun 1855. Setelah kematiannya, karyanya yang berjudul The Professor lalu dipublikasikan pada tahun 1857. Emily Bronte hanya mempublikasikan satu karya sastra semasa hidupnya yang berjudul Wuthering Heights sebelum meninggal di tahun 1848 diusianya yang ke 30. Bersama dengan dua saudaranya yang lain Anne Bronte juga ikut mempublikasikan dua karya sastranya yang berjudul Agnes Grey dan The Tenant of Wildfell Hall, Anne Bronte tutp usia pada tahun 1849 saat berumur 29 tahun. Karya-karya yang mereka buat menggambarkan pengalaman pribadi mereka atau perasaan intense mereka. Bronte bersaudara tidak hanya dikenal karena karya yang mereka buat saja, tetapi juga karena hidup mereka yang pendek dan tragis. Emily dan Anne bronte meninggal dikarenakan penyakit tuberkolosis yang mereka idap, sedang Charlotte Bronte meninggal setahun setelah pernikahannya ketika melahirkan bayi pertamanya.

Emily Dickinson (1830-1886)
Emily Dikinson Lahir di Massachusetts pada tahun 1830, dia dikenal sebagai seorang penyair. Emily Dikinson sempat dikirim ke asrama wanita, namun setahun kemudia dia memutuskan untuk tinggal dirumahnya bersama dengan ibunya yang saat itu sering sakit. Beberapa karyanya menceritakan perubahan mood nya terhadap kehaditan tuhan, beberapa puisinya menidentifikasikan kepercayaan Dickinson terhadap kehadiran tuhan; namun di beberapa puisinya yang lain dia juga mempertanyakan kehadiran tuhan dan meragukan konsep-konsep kristiani. Dickinson dikenal sebagai seorang yang mendukung persamaan hak pendidikan antara laki-laki dan perempuan. Semasa hidupnya Dickinson memutuskan untuk tidak menikah dan tinggal dirumah orang tuanya, keputusannya untuk tidak menikah merupakan bentuk penolakannya terhadap peranan perempuan sebagai istri dan seorang ibu. Pada akhir hidupnya Dickinson menutup dirinya dengan tidak menenerima tamu atau pergi ke gereja, setelah kematiannya saudara laki-laki beserta iparnya menemukan 2000 puisi yang dibuat oleh Dickinson semasa hidupnya yang kemudian di publikasikan. Menjadi seorang penyair adalah salah satu caranya untuk memisahkan diri dari keduniaan dan fokus pada apa yang ada dalam fikirannya. Dengan menjadi seorang penyair dia melepaskan diri dari tanggung jawabnya untuk mengurus rumah tangga, menikah dan menjadi ibu. Pada masa itu gaya hidup yang dijalani Dickinson dinilai sebagai bentuk kegilaan, namun dia telah menyadari hal itu sebelum akhirnya membuat keputusan untuk tidak menikah.

Elizabeth Gaskel dan Perkins Gilman
Pada saat bebepara penulis wanita mengangkat tema plot-plot pernikahan seperti Austen dan Bronte bersaudara, beberapa penulis lainnya seperti Elizabeth Gaskel dan Perkins Gilman menggunakan karya sastra yang mereka buat sebagai alat untuk mengkritik isu-isu politik dan sosial secara tegas. Bahkan karya-karya dari Elizabeth Gaskel dapat meningkatkan kesadaran wanita terhadap pengekploitasian perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa karya Elizabeth Gaskel berceritakan tentang pekerja wanita di utara Inggris, seperti karya nya North and South yang menggambarkan hubungan antara majikan dan pekerjanya atau karyanya yang berjudul Ruth yang berceritakan tentang seorang wanita yang harus membesarkan seorang anak haram. Karya-karyanya juga mengangkat bagaimana perbedaan mencolok antara yang kaya dan yang miskin, tua dan muda, atau kehidupan di perkotaan dengan pedesaan. Elizabeth Gaskel juga dikenal sebagai seorang pengarang short story pada majalah Household Words yang ketika itu dimiliki oleh Charles Dickens. Cerita pendek tersebut kemudian dikumpulkan dan diberi judul Cranford, berisikan tentang memorinya akan desa Knutsfort. Wifes and Daugthers merupakan novel terakhirnya yang dipublikasikan pada tahun 1866 setelah kematiannya di tahun 1865.
Perkins Gilman adalah seorang tokoh feminis Amerika, yang kebanyakan tulisannya berasal dari ide-ide ide feminisnya. Dalam tulisannya Women and Economics Perkins Gilman menuntut kemandirian ekomoni wanita, karya sastranya yang berjudul Herland bahkan berceritakan tentang uthopia feminis dimana wanita hidup bahagia tanpa adanya laki-laki. Perkins Gilman juga membuat dan mengumpulkan puisi-puisi karyanya yang bertemakan pergerakan perempuan dalam bukunya yang berjudul in This Our World. Beberapa karyanya yang lain juga berisikan pesan-pesan sosial, dan peranan perempuan.

Kate Chopin (1851-1904)
Kate Chopin adalah seorang penulis fiksi yang telah menghasilkan lebih dari seratus cerita pendek. Karya-karyanya kebanyakan menggunakan “ironic plot twist”, seperti dalam cerita pendeknya yang berjudul Desiree’s Baby dan Story of An Hour. Pada karya Story of an Hour, shopin menggambarkan bagaimana seorang istri merasa tertekan selama pernikahannya, dan setelah kecelakaan suaminya karakter utama wanita yang bernama Mrs. Mallard merasa mendapatkan kemebasannya kembali “Free.. Body and Soul free!”. Mrs. Mallard kemudian pingsan dan kemudian meninggal ketika ternyata suaminya pulang seperti biasanya karna suaminya tersebut berada jauh dari tempat kecelakaan. Titik ironi yang digambarkan chopin terdapat pada bagian ketika “when the doctors came they said she had died of heart disease – of joy that kills”. Novelnya yang berjudul The Awakening yang dipublikasikan tahun 1899 merupakan karyanya yang paling terkenal. Novel tersebut berceritakan tentang wanita yang berjuang untuk membebaskan dirinya dari konfensi yang menekan identitasnya dan membuatnya tidak sadar, novelnya tersebut juga dimasukkan kedalam karya sastra feminis klasik.

Bibliography:
Zillboorg, Caroline. Women’s Writing: Past and Present. United Kingdom: Cambridge University Press.2004
The Literature Lover’s Comparison, Who Wrote and What When. London: Geddes and Grosset. 2005
Spargo, Tamsin. Post Modern Encounter, Foucault and Queer Theory. UK: Cox & Wyman Ltd.,Reading. 2000

dapat dilihat juga di: http://ranisyafrina.multiply.com/reviews/item/30

image: http://www.google.co.id/imgres?q=jane+austen&hl=en&tbo=d&biw=1024&bih=636&tbm=isch&tbnid=1eScRmhlB8cnAM:&imgrefurl=http://www.radiotimes.com/episode/tntwv/the-real-jane-austen–episode-1&docid=qdy8BHFhtCPRmM&imgurl=http://www.radiotimes.com/rt-service/image/render/The_Real_Jane_Austen.jpg%253FimageUrl%253Dhttp://ichef.bbci.co.uk/programmeimages/episode/b01ptbww_640_360.jpg%2526width%253D580%2526height%253D327%2526quality%253D85%2526specialisation%253Dradio%2526mode%253Dcrop&w=580&h=327&ei=n2ULUYO6PI3krAedlYCoDg&zoom=1&ved=1t:3588,r:5,s:0,i:157&iact=rc&dur=1&sig=109860885588895511954&page=1&tbnh=168&tbnw=299&start=0&ndsp=16&tx=157&ty=77